Sabtu, 27 November 2010

Imel Minta Jadi Objek Foto Telanjang

Cerita ini bisa dibilang merupakan pengalaman pribadiku. Sebuah hubungan ‘gelap’ dengan seorang gadis bernama Imel. Dibilang hubungan ‘gelap’ karena aku sendiri sudah beristri dan beranak, dan aku kenal baik dengan ayah Imel yang juga merupakan rekan bisnisku. Tapi aku sebelumnya belum pernah ketemu Imel karena dia sekolah di luar kota. Keluarga Imel merupakan keturunan Tionghoa yang cukup lumayan bisnisnya. Perkenalanku dengan Imel berawal pada saat aku menghadiri peresmian salon & butik milik Mei dimana aku terlibat dalam pembuatan sistem back-officenya, Mei adalah adik ipar Imel.
Wajah Imel terlihat mirip presenter Yuanita Kristiana tapi sedikit lebih kurus dan pendek, sedang Mei berwajah manis biasa dan badan sedikit lebih berisi dibanding Imel. Kami sempat ngobrol lama pada acara itu dan selanjutnya tdk pernah ketemu lagi selama kira2 sebulan.

Pada suatu siang saat aku sedang hunting foto Mei menelponku supaya aku mampir ke kantornya krn ada sesuatu yg hendak dibicarakan mengenai program office-nya, dan aku pun langsung meluncur kesana menemuinya. Sesampainya di kantor Mei kami langsung membicarakan pekerjaan kami di ruangan dia.
Selang beberapa saat datang Imel sambil membawa bungkusan.
“Eh…, ada mas Anto.. Kebetulan nih, aku bawa burger.. Kita lunch sekalian yuk..” kata Imel.
“Ah, aku sudah makan kok barusan..” jawabku basa-basi.
“Gak apa2, mas.. Temenin ci Imel tuh, kebetulan aku ada janji sama client nih..” sahut Mei.
“Oke deh kalo begitu..” jawabku.
“Kita makan di atas aja yuk, mas.. Sambil liat ruang senam yg baru..” ajal Imel.
“Atas mau dibuat sanggar ya?” tanyaku sekenanya.
“Nggak kok, mas.. Tu ci Imel pengen punya ruang senam pribadi aja..” sahut Mei.
“Oooo, gitu..” jawabku sambil manggut2.
“Udah sana ke atas temenin ci Imel, kelaparan tuh..!” kata Mei.
“Ha..ha..ha.. Ayuk, mas..! See U Mei..!” sahut Imel sambil keluar ruangan diikuti aku.

Kami naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruangan berukuran kira2 8X6m. Lantainya karpet abu2 dan temboknya dilapisi bahan peredam warna hitam. Ruangan itu kosong, hanya ada satu meja kerja & laptop di pojok, sofa panjang dgn satu meja di depannya, dan lemari kecil disamping meja kerja dgn seperangkat home-theatre di atasnya. Sebuah kaca yg besar terpasang di salah satu sisi dinding, ukurannya hampir memenuhi satu sisi dindingnya. Beberapa lampu dinding tampak terpasang dan di langit2 terdapat 6 lampu sorot kecil. Indah sekali, batinku sambil melihat sekeliling ruangan.
“Silahkan duduk, mas.. Aku setel musik dulu” kata Imel sambil menyalakan CD dan alunan piano Richard Clayderman mulai terdengar sayup.
“Suka lagu2 gini mas?” kata Imel sambil membuka bungkusan burgernya dan menyiapkan untuk kami berdua.
“Suka.. Apalagi ndengerin sambil cari inspirasi..” jawabku sambil meletakkan tas kameraku.
“Wah, suka fotografi ya..?” tanya Imel.
“Hobi aja sih, gak buat profesi. Kalo ada yg pake sih ga nolak.. Hehehe..” jawabku sambil makan.
“Hobi kalo menghasilkan kan bagus tuh..” kata Imel sambil ikut makan.
Kami pun makan sambil ngobrol kesana-kemari, bercanda dan kadang main tebak2an. Setelah selesai makan Imel segera membersihkan sisa2 dan bungkus makanan kami.

Mendadak dia bertanya kepadaku “Mas, aku kasih job foto mau?”
“Emmm…, gimana ya? Job foto gimana? Kalo acara2 resmi atau wedding aku belum pernah sih..” jawabku ragu.
“Foto aku..! Aku ingin difoto sendiri, privat..!” kata Imel.
“Maksudnya kamu mau difoto seperti model gitu..?” tanyaku.
“Iya, tapi khusus buat aku pribadi lho.. Berapa harganya, mas..?” balas Imel.
Wah, aku belum pernah dapat job foto model gini, batinku bingung.
“Gampang soal itu deh.. Kayak sama siapa aja, lagian buat eksperimen aku juga..” jawabku sekenanya.
“Bener nih..? Kalo iya, kita mulai aja..!” kata Imel.
“Sekarang? Lokasinya mau dimana?” tanyaku.
“Disini aja, kira2 bagus gak suasananya? Kalo diluar berarti harus cari lokasi dulu deh..” kata Imel.
Aku melihat sekeliling ruangan. Tampaknya layak juga untuk foto session. Dinding, lampu ruang yg bisa diatur, suasana, semua oke sih.
“Oke, bisa kok disini kalo mau..” kataku.
“Siiipp…! Sebentar, aku make-up dan cari baju dulu ya..” kata Imel sambil keluar ruangan.
Aku segera menyiapkan kamera SLR-ku dan perlengkapannya, lalu mengambil sample seting pencahayaan disitu (mirip profesional? Hahaha..!)

Tak beberapa lama Imel masuk kembali, kali ini dia tampak lebih cantik dengan dandanannya. Dia memakai celana jeans pendek sekali dan t-shirt besar warna putih. Pahanya yang mulus semakin kelihatan jelas dan rambutnya yang bergelombang sebahu dibiarkan terurai. Pundaknya yg putih nampak terbuka sebagian karena t-shirtnya yg lebar itu. Tidak nampak adanya tali BH membuatku semakin penasaran. Pikiranku mulai melayang kemana-mana nih..
“Kok melamun sih…? Gimana penampilanku?” kata Imel membuyarkan pikiranku.
“eh.. mmm.. Bagus kok..” jawabku gugup.
“Keliatan sexy gak, mas..?”
“Sexy kok, kamu juga keliatan cakep..” jawabku polos.
“Ihh… Mas Anto jangan ngeledek, ah..”
“Bener kok, Mel.. You’re look so beautiful & sexy..!” jawabku.
“Kita mulai aja ya..” ajak Imel sambil pasang gaya.
“Kita ambil sample dulu ya..” jawabku sambil mulai jepret dia beberapa kali.
Setelah sepakat dengan hasilnya, kami melanjutkan sesi foto kami. Imel nampak luwes dalam bergaya.

Dalam beberapa pose dia nampak ingin tampil sexy dengan menurunkan belahan pundaknya, membuatku makin penasaran saja.
Akhirnya aku pun berkomentar juga “Yang lebih menantang dong, Mel…”
“Oke…” jawab Imel.
Kemudian dia memasukkan tangan ke dalam t-shirtnya lalu melempar sesuatu ke lantai. Wow..! itu tadi ternyata BH tanpa talinya, Imel sekarang tdk pakai BH. Aku kembali melihatnya, tambah kelihatan sexy karena putingnya kelihatan menonjol dibalik t-shirtnya.
“Ready..?” tanyaku.
“Oke..” jawab Imel.
Imel mulai berpose lagi, kali ini semakin berani. Dia mulai melorotkan t-shirtnya sehingga nyaris kelihatan payudaranya, belum posenya yg membuat laki2 bergetar.
Tak berapa lama Imel membuka retsleting celananya sehingga CD-nya yg berwarna merah kelihatan. Dia terus bergaya dengan pose yang semakin menantang.
“T-shirtnya buka aja, Mel..” kataku tanpa sadar.
“Malu, ah mas..!” jawab Imel.
“Gak apa2.. kan ini cuma buat pribadi aja…” kataku.
“Malu sama mas Anto, tau..!” kata Imel.
“Gak apa2 kok.. Kayak sama siapa aja..” jawabku semakin berani.
“Oke lah..” jawab Imel sambil membuka t-shirtnya sambil membelakangiku.
“Ok, pose gitu ya.. Muka noleh ke kamera dong..” kataku.
Aku ambil gambarnya beberapa kali dalam pose itu.
“Hadap samping, Mel..” kataku.
Imel pun berpose menghadap samping dengan tangan menutupi dadanya dan wajah ke kamera. Setelah beberapa kali jepretan, aku memintanya menghadap kamera. Imel pun menurut dengan tangan tetap di dada. Uuhh… Membuat semakin penasaran nih, batinku.
“Jangan ditutupi dong, Mel..” kataku.
Imel tidak menjawab tapi langsung berpose dengan berkacak pinggang. Payudaranya yang tidak terlalu besar tapi kencang dan bagus bentuknya dengan puting menantang langsung kelihatan. Aku sempat terpana melihat pemandangan itu, betul2 topless.
“Udah, jangan melongo gitu mas..! Katanya suruh kelihatan..” kata Imel sambil tersenyum.
“Ehh… i..i..iya..” jawabku gugup sambil siap untuk memotret. Kurasakan adik kecilku mulai mengeras juga. Wah, gawat nih.., batinku.

Setelah beberapa jepretan kami lalu beristirahat dan Imel mengenakan t-shirtnya lagi. Kami melihat hasil jepretanku di kamera sambil duduk di lantai karpet.
“Kurang jelas mas, kecil2 banget..” kata Imel.
“Liat pake laptop aja, ntar aku sambungin..” jawabku.
Imel berdiri mengambil laptop di meja, langsung aku sambung ke kamera dan aku transfer foto2 tadi.
Kami melhat hasil dari awal sambil saling berkomentar hasilnya. Sampai pada foto topless Imel terdiam sambil mengamati satu persatu, aku pura2 cuek aja.
“Mas, foto lagi yuk..” mendadak Imel berkata padaku.
“Oke…” jawabku.
“Tapi….” kata Imel sambil menatapku, ada keraguan di mata dan nada bicaranya.
“Kenapa, Mel..?” tanyaku.
“Aku mau difoto naked, telanjang..! Tapi yang kelihatan art-nya gitu.. Kira2 gimana, mas..?” jawab Imel.
Aku sempat kaget, bingung, dan mungkin girang campur aduk jadi satu.
“Eeee… bisa kok.. Lagian kamu punya tubuh yang bagus, pasti ntar keliatan indah hasilnya..” jawabku sekenanya.
“Ah.. Mulai tuh gombalnya…” kata Imel tersipu.
“Suer… Bener kok.. Kamu cakep, punya body bagus, mulus.. Kurang apalagi coba..?” kataku sambil berharap mudah2an dia jadi difoto.
“Oke lah… Ayuk, kita mulai..” kata Imel sambli berdiri. Yess..!! Aku bersorak dalam hati.
Imel mulai melepas t-shirt, celana pendeknya, lalu CD-nya sambil membelakangiku. Aku langsung mengambil gambarnya dari posisi belakang sambil mengarahkan gayanya. Imel menurut saja dengan arahanku dari mulai menghadap samping sampai ke kamera tapi dengan pose tangan tetap menutupi dada dan bagian bawahnya. Imel nampak enjoy dengan posenya yg semakin berani. Adik kecilku kembali terasa tegang, tapi tidak kuhiraukan karena asyik memotret.
“Open semua aja, Mel.. Nanggung..” kataku nekat. Imel kembali tersenyum dan perlahan melepas kedua tangannya dari dada dan bawahnya. Wow..! Perfect..!
Body Imel proporsional walaupun bisa dibilang agak kurus. Payudaranya tidak terlalu besar tapi bagus bentuknya, pantatnya pun sedang, jembinya kelihatan tipis dan rapi. Aku masih tertegun melihat pemandangan itu ketika Imel berkata “Tuh, kan.. Malah melongo.. terusin gak nih..?!”
“i..i..iya.. Terusin.. Habisnya kamu perfect, Mel..” jawabku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.

Lalu kami mulai lagi sesi pemotretannya. Kali ini Imel benar2 pose telanjang. Dia nampak enjoy dengan posenya, bahkan semakin lama semakin berani dan menantang. Kulihat sekilas dia merasa horny juga. Aku pun jadi semakin berani mengambil gambar bagian2 vitalnya dari dekat dan berbagai posisi. Adik kecilku terasa semakin berontak tapi aku tak peduli sambil terus mengambil gambar Imel.

Setelah berapa puluh jepretan kami pun kembali istirahat duduk di lantai sambil melihat hasil sesi kami. Kali ini Imel tidak langsung mengenakan bajunya, dia hanya menutup dadanya dengan t-shirtnya. Aku disampingnya dengan perasaan tidak karuan. Bagaimana tidak? Ada mahluk manis dan sempurna telanjang bulat disebelahku!
Satu persatu dia mengamati fotonya di laptop dengan serius, seakan sedang menilai bentuk tubuhnya sendiri.
“Sempurna, Mel..” kataku tanpa sengaja terlepas.
“Ah, mas bisa aja.. Biasa aja kaleee..” kata Imel sambil mencubit pahaku.
“Yakin, Mel.. Ga bohong kok..” jawabku.
“iihhhhh, genit ah..!!” kata Imel merajuk sambil memukuli pahaku.
“Kamu tuh yg jadi genit kalo gini.. Cewek genit kan sukanya gitu..” jawabku.
“Tuhhhh kan… Malah ngeledek, awas lho..” Kata Imel sambil memukuli pundakku dengan tangan satu karena satunya memegangi t-shirt di dadanya.
Aku tertawa sambil memegang tangan yg memukuliku. Tanpa sadar tangan satunya berusaha memukulku juga sehingga t-shirtnya terlepas, aku langsung terdiam melihat payudaranya. Melihatku terdiam Imel langsung sadar dan segera melepas tangannya dan menutupi dadanya sambil tersipu melihatku.Aku menatap wajahnya yg tersipu itu, Imel nampaknya jadi salah tingkah dan terdiam menatapku juga.

Perlahan aku memegang kedua tangan yg menutupi dadanya lalu kulepas dari dadanya. Imel diam saja sambil kami bertatapan tapi wajah kami semakin mendekat entah siapa yg duluan. Lalu kukecup bibir tipisnya, dia diam saja sambil memejamkan matanya. Kali ini kucium bibirnya dan dia mulai membalas ciumanku, akhirnya bibir kami saling bertaut. Tak berapa lama Imel melepas tangannya dari peganganku dan langsung memeluk leher serta kepalaku. Ciuman bibirnya bertambah ganas, nafasnya pun jadi semakin cepat. Hmmm.. Imel mulai naik nih.., batinku. kami pun saling berpelukan sambil saling bermain mulut dan lidah.

Tanganku perlahan mulai gerilya di dada Imel. Kuraba dan kuelus payudaranya sambil sesekali memainkan putingnya, kadang kuremas perlahan. Imel semakin ganas menciumku dan semakin erat memelukku. Kemudian perlahan kurebahkan tubuhnya di lantai karpet sambil kami tetap saling berpagut.
Dengan posisi Imel yang rebah semakin memudahkan tanganku untuk menjelajahi tubuh mulusnya. Sambil terus berpagut bibir tanganku mulai memainkan payudaranya, kanan kiri bergantian. Kuremas perlahan dan kumainkan putingnya yg makin mengeras.
Lalu kulepas bibirku kemudian mulut dan lidahku mulai menjelajahi leher Imel, setelah puas terus turun ke arah payudaranya. Kukecup, jilat dan hisap payudara Imel satu persatu sementara tanganku mulai menjelajah ke selangkangan Imel. Imel mulai mendesah dan menggeliat merasakan naik birahinya ketika tanganku menyentuh pintu meqinya. Aku terus mempermainkan payudara Imel dgn mulutku sementara jariku memainkan pintu meqinya. Imel semakin menggelinjang sambil mendesah-desah dgn mata tertutup menikmati permainan ini.

Kemudian perlahan kuarahkan lidahku turun ke arah perut Imel, kujelajahi bagian perutnya dengan lidah dan mulut sampai akhirnya berhenti di dekat meqinya. Lalu aku beranjak dan duduk di depan selangkangan Imel dan segera kubuka lebar kedua kakinya. Kujilati mulut meqinya yg mulai basah perlahan sambil sesekali kumasukkan lidahlu kedalam lubangnya. Ternyata meqi Imel tidak berbau sama sekali dan dia sepertinya sudah bukan perawan, membuat aku semakin asik memainkannya. Imel semakin menggelinjang sambil memegang kepalaku, mulutnya terus mengeluarkan desahan2 kenikmatan “oooohhhh… aaahhhhh.. Masss… uuuuhhh….”
Aku terus memainkan lidahku di meqi Imel yang semakin basah oleh cairannya. Tak berapa lama dia menggelinjang hebat dan meqinya tampak semakin membanjir oleh cairannya dan desahannya semakin bertambah keras “aaaahhhh…! uuuuuhhh…massss…! Terusssss….! ooooouuughhhh…!!”
Rupanya dia sudah orgasme oleh lidahku. Seketika itu juga aku teringat pintu sudah dikunci atau belum, kuatirnya ada orang mendengar dan masuk. Aku menghentikan aktivitasku dan bermaksud mengunci pintu.

Imel ikut bangun menatapku dan berkata dengan nada protes, “Kok berhenti sih.. Kenapa..?!”
“Pintu udah dikunci belum tuh?”
“Udah.. Tadi aku kunci kok..”
“Mel, aku mau nanya sesuatu boleh?” tanyaku pelan, aku ingin yakin dia masih perawan ato tidak. Kalo masih, aku gak mau nerusin ini. Aku gak mau merusak dia juga.
“Nanya apa, mas..?” sahut Imel sambil memegang tanganku.
“eemmmm.. Kamu masih virgin gak?”
“Emang kenapa mas? Bedanya apa?”
“Aku gak mau merusak kamu kalo kamu masih virgin, Mel…” jawabku.
“Aku udah gak virgin kok.. Tenang aja..” kata Imel sambil mulai menciumi leherku dan tangannya mulai membuka kancing bajuku. Aku diam saja menikmati cumbuan Imel disekitar leherku sementara bajuku sudah mulai terlepas semua. Imel terus turun ke dadaku dan mulai menghisap putingku sambil kuelus pelan rambutnya yg harum, semakin membuatku sangat ingin ‘meng-eksekusi’ dia.

Perlahan Imel mendorongku hingga rebah dilantai sambil mulutnya terus mencium dan menjilati dadaku serta tangannya mulai meraba kedalam celanaku, setelah tangannya medapatkan kontolku langsung dipegangnya dan dipijit-pijit lembut. Kemudian Imel mulai membuka retsleting celanaku, tampak ujung kontolku menyembul dari balik CD-ku. Tak berhenti sampai situ Imel segera melorotkan celana dan CD-ku, aku pun langsung membantu melepasnya.
Sejenak Imel menatap kontolku yg sudah berdiri tegak dan keras dgn pandangan yg tak kumengerti. Ukurannya sih biasa, gak gede2 amat, tapi mengacung dgn sangat keras. Perlahan Imel mulai mengelus kontolku, kemudian menjilatinya dengan lembut, sangat nikmat sekali jilatannya. Lalu Imel mulai memasukkan kontolku ke mulutnya memulai prosesi BJ-nya. Serasa sekujur tubuhku seperti kesetrum sampai ubun2 menikmati BJ Imel, perlahan tapi pasti mulutnya maju-mundur mengulum kontolku sambil sesekali dijilati dan dikocok pelan kontolku.
“oohhh, Mel… Kamu hebat, sayang…” kataku disela-sela desahanku menikmati BJ-nya.
Lalu kuraih dan kuangkat tubuh Imel yg sedang mem-BJ-ku naik ke atas tubuhku hingga posisi kami jadi 69, posisi favoritku. Meqi Imel kini tepat di wajahku dan segera kujilati, Imel kembali menggelinjang diatas tubuhku. Semakin kerap aku memainkan meqinya dengan lidahku Imel semakin ganas dalam BJ-nya, mungkin disebabkan karena birahinya yg semakin tinggi. Cukup lama kami dalam posisi itu hingga akhirnya Imel kembali menggelinjang keras sambil melenguh panjang dan meqinya bertambah basah menandakan dia mengalami orgasme lagi. Kontolku yg sedang di BJ Imel pun semakin merasakan sesuatu yg akan keluar tapi aku masih berusaha menahannya, akhirnya kuhentikan aktivitasku dan berguling kesamping menurunkan tubuh Imel. Kini dia tergeletak pasrah di lantai, semakin membuatku ingin segera menerkamnya. Aku merebahkan diri disampingnya dan kembali menjilati putingnya sambil meremas-remas payudaranya. Tangan Imel meraih kontolku lalu meremas dan mengocoknya.

Tak lama kemudian Imel menarik tubuhku untuk menindihnya, rupanya dia sudah ingin dieksekusi tapi malu untuk mengatakannya. Aku pun segera menindihnya tapi tak kumasukkan kontolku ke meqinya sambil kutatap Imel, tampak pandangannya seperti sedang mengharapkan sesuatu. Kuciumi leher Imel sambil menusuk-nusukkan kontolku ke permukaan meqinya, sengaja tidak kumasukkan dulu supaya dia tambah penasaran. Rupanya Imel sudah tidak tahan, kakinya semakin lebar mengangkang membuka jalan untukku.

Perlahan kugenjot pinggangku dan masukkan kontolku ke meqinya secara bertahap. Imel memelukku erat ketika perlahan meqinya dimasuki kontolku. Meqi Imel terasa agak sempit tapi enak sekali rasanya.
Akhirnya kutekan penuh pinggangku sehingga kontolku masuk semua ke meqinya.
“auuhh..mas..aaaahhhh..!!” desah Imel sambil mempererat pelukannya.
Aku mulai menggenjotnya perlahan, lalu tambah cepat, lalu pelan lagi, terus menerus. Imel nampak merem-melek sambil terus mendesah menikmati genjotanku. Setelah bosan posisi itu aku segera bangkit dan kucabut kontolku lalu kutekuk kaki Imel keatas. Kemudian sambil jongkok kumasukkan kontolku lagi dan kembali kugenjot.
“ooowhhh…punyamu keras sekali masss…aaahhh…aku suka…uuuhh..” kata Imel disela desahannya.
“Punyamu juga enak, Mel..” jawabku sambil terus menggenjotnya. Payudara Imel bergerak naik-turun seiring genjotanku, segra kuraih keduanya dan kuremas-remas perlahan. Imel jadi semakin terangsang dan mendesah-desah tak karuan.

Beberapa lama kemudian kucabut kontolku dan membalikkan badan Imel supaya nungging.
“Jangan lewat pantat, mas… Gak mau..” kata Imel kuatir.
“Gak, Mel.. Tenang aja..” jawabku.
Segera kumasukkan kontolku lagi ke meqinya setelah Imel dalam posisi nungging langsung amblas ke dalam, Imel melenguh panjang “uuuuuugghhhh…masssshh.. “.
Segera kugenjot Imel dalam posisi doggy, dia tambah mendesah-desah tak karuan. Rupanya posisi ini memberikan sensasi yg hebat buat dia. Benar saja, tak sampai 5 menit dia mengalami orgasme lagi sampai wajahnya tertelungkup ke lantai. Posisi seperti ini membuat dia jadi lebih tinggi nunggingnya. Aku pun berhenti dan berdiri. Kumasukkan lagi kontolku ke meqi Imel yg sedang nungging. Bleeesss….. Langsung kugenjot lagi dengan irama biasa dan lama2 menjadi cepat. Imel kembali mendesah-desah tak karuan. Dia nampaknya pasrah mau dibuat seperti apa.

Setelah puas kulepas kontolku lalu kubaringkan Imel lagi di lantai. Kutindih dia lagi dgn posisi misionaris. Kembali kuhujamkan kontolku kedalm meqinya. Langsung kugenjot cepat karena aku sudah tidak tahan ingin segera menyemburkan maniku. Imel rupanya paham dengan maksudku, kakinya segera melingkar di pinggangku dengan erat. Rasanya semakin enak sekali meqi Imel. Terus kupercepat genjotanku sambil berbisik ke Imel, “Keluarin diluar atau dalam, Mel..?”
“Terserah, mas…aku gak peduli, ah..” jawab Imel disela-sela deshan nafasnya yg memburu. Pikiranku sempat bimbang juga, aku gak mau kalo Imel sampai hamil juga. Bisa panjang sekali nanti urusannya, pikirku.
Lalu kulepaskan lilitan kaki Imel di pinggangku dan kunaikkan ke depan dadanya, terus kugenjot lagi dia dengan cepat. Imel semakin hebat menggelinjangnya menandakan dia hampir sampai orgasme. Semakin kupercepat genjotanku karena kurasakan sesuatu akan segera menyembur.
“Massss…massss…uuuhhh…aa agghh..uuuhhhhhhhh.. .maassss…!!!” Imel memekik tanda dia sudah orgasme lagi. Kupercepat lagi genjotanku sampai terasa klimak. Sebelum laharku menyembur, kulepas kontolku dari meqi Imel dan beringsut ke atas badan Imel. Aku sudah tidak tahan, akhirnya..
“aaaahhhh… Mel…aku keluarrrr…!!” dan.. Crot..crot..crot..crot.. Beberapa kali aku menyemburkan maniku di dada dan wajah Imel. Dia tidak menolak sama sekali, bahkan ikut mengocok kontolku dan itu membuatku semakin kegelian.

Tak lama kemudian Imel meraih t-shirtnya dan membersihkan cairan maniku di wajah dan dadanya. Aku pun berbaring di sisinya. Lalu Imel memelukku sambil berkata, “Terima kasih ya mas, pengalaman ini indah sekali…”
“Sama-sama, Mel… Kamu suka..?”
“Ehhmmmm…, baru kali ini aku merasakan seperti ini. Dulu sama mantanku gak kayak gini. Payah dia, cuma mau enaknya sendiri..” sungut Imel.

Setelah ngobrol2 sejenak sambil berbaring di lantai kami pun segera mengenakan baju dan aku juga berkemas bersiap2 untuk pulang. Sebelum membuka pintu Imel memegang tanganku dan memberikan ciuman di pipiku, baru kami keluar dan turun. Di bawah nampak Mei sedang berdiri di depan kantornya. Dia agak terkejut melihat kami berdua.
“Lho, dari mana aja kalian dari tadi..?” tanya Mei. Aku baru ingat ternyata tadi cukup lama juga aku dengan Imel. Makan + ngobrol kira2 1 jam-an, sesi foto 1,5 jam-an, sesi ‘bercinta’ hampi 1 jam-an, istirahat 30 menitan, kira-kira 4 jam lebih!
“Dari atas lah…emang mau dari mana lagi..” jawab Imel. Kulirik Imel nampak dia mengerlingkan sebelah mata ke Mei dan kulihat raut Mei jadi berubah agak melongo dan bertanya-tanya. Wah, jangan2 Imel nanti cerita ke Mei tentang peristiwa tadi. Tapi kubuang pikiran itu dan segera berpamitan pada mereka berdua.
Aku pun pulang dengan perasaan puas sekali. Hunting foto yang akhirnya dapat obyek bagus + bonusnya.

Sejak itu Imel kadang kontak kalau sedang ingin ditemani, entah untuk teman ngobrol atau ‘yang lain’…

Susi Cewek Bispak SMP Jakarta

Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Susi, anak ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman2 cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma Susi, namanya Rudi. Setiap kali aq melihat Rudi mendekati Susi maka tangannya gk jauh2 dari meraba pantat atau toked Susi.
Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Susi yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rudi yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan mejaku.
Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si Rudi ngucek2 payudaranya si Susi. Tapi saat aq ngelirik, aq kaget setengah mati. Kontol si Rudi udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2 ma Susi! Rudi menyeringai bangga melihat ke arahku. Sementara Susi hanya tersenyum2 genit aja melihat aq yang terpelongo.
Sambil menikmati kocokan Susi tangan kiri Rudi asik meremas2 payudara kanan Susi, untuk menutupi pandangan guru dari depan Rudi sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Susi dengan cara di dirikan jadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku itu.
Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi menyembur keluar, Susi kemudian mengelap tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aq juga jadi kepingin. Aq segera memberi kode sama Rudi untuk gantian, kamipun berganti posisi.
“Si, aq juga donk..” pintaku setelah duduk di sampingnya,
“Paan?” tanyanya pura2 gk tau. “Kocokin kontol aq” ujarku, Susi mencibir kearahku, “Gak mau” tolaknya. Bangsatnya ni pikirku, gk tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti mintak bagian juga tuh.
Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting celanaku, tapi susah juga ngeluarin si kontol yang udah jegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh kontolku mengeluarkannya, begitu kontolku keluar dari celana langsung keraih tangan kanan Susi, ku arahkan ke batang kontolku.
“kocokla cepat..” bisikku, tangan Susi yang lembut dan halus kemudian memegang batang kontolku dan mulai mengocok2nya membuat aq tertunduk keenakan.
“enak ya..?” bisik Susi, “anjeng, enak kali” balasku berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Susi yang lembut menggesek2 kepala kontolku.
Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Susi, teman semejaku berkali2 memberi kode mintak giliran yang dibalas dengan Susi leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan sengaja meremas2 payudara Susi sambil melirik mengejek ke temanku itu.
Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin aq menahan untuk tidak mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua tanganku menahankan rasa nikmat di kontolku.
Susi mengangkat tangannya menunjukkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.
Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Susi permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.
Tapi ko lama kali ya..?? “jangan2 mereka maen di wc” terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan. Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu tersenyum bahagia. Sementara Susi kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.
Langsung kucecar teman ku dengan pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Susi. Sambil berciuman temanku meremas2 payudara Susi lalu dia meminta Susi untuk menghisap kontolnya, Susi ok-ok aja menghisap kontol temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi kuadrat.
Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok itupun mintak bagian. Terpaksa Susi ngelayani dua kontol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Susi yang lagi jongkok sambil ngisapin kontol kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak disepong juga.
Setelah semua ngecrot baru Susi dan teman aq itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus…

Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Susi tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Susi.
Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Susi, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Susi masih berada di rumah.
Suasana mulai berubah saat orang tua Susi keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Susi membuat Susi sibuk menepis tangan jahil Rudi. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.
“Sil udah pernah liat kontol gk?” tanya Rudi ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rudi membuat kami tertawa2.
“gitu aja marah, Sil, Susi aja tenang2 aja klo liat kontol, ya kan Si” Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Susi, Susi hanya mencibir menanggapi godaan Amir.
“ngomong2 kontol kelen, macam yg besar aja kontol kelen” Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
“eh, mo liat ko kontol aq…?” tanyak Rudi semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan. Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Susi yang tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju selangkangan Rudi membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.
Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Susi, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi tetap tinggal. Aq sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Susi, Rudi langsung melancarkan serangan2nnya.
Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aq yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rudi meremas2 payudara Susi sementara tangan Susi meraba2 selangkangan Rudi. Gk mau ketinggalan aq langsung duduk disamping kiri Susi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya. Susi melepaskan ciumannya dari Rudi gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Susi meremas selangkanganku sementara disamping kanan Susi Rudi memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga kontolnya yang tegang terlihat menjulang.
Rudi segera meraih tangan Susi dan mengarahkannya ke kontolnya, Susi melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah kontol Rudi kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga kontolku dengan leluasa tegak dengan gagah.
Aq berdiri disamping Susi sambil meraih kepala Susi dan menariknya ke arah kontolku, mengerti kemauanku Susi langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang kontolku masuk ke dalam mulutnya, begitu kontolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aq mendesis keenakan.
“kontol! Kau pulak yang duluan di sepong!” maki Rudi, “salah sendiri lah” jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengentoti mulut Susi sambil mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara Susi makin aktip menghisap2 kontolku.
Panas melihat aq yang disepong Susi, tangan Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Susi ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Susi yang terbalut celana dalam warna pink.
Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Susi membuat Susi mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 kontolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.
“Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau” kata Rudi sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Susi, Susi agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.
Mataku tak lepas memandang pepek Susi yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Susi terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah pepek Susi membuat Susi mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.
Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan kontolku di dalam mulut Susi, berkali2 Susi mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan kontolku dari dalam mulutnya tapi karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengentoti mulut Susi sambil tanganku memegang kepala Susi menghindari dia melepaskan kontolku. Susi udah gk lagi menghisap kontolku hanya membiarkan saja kontolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa.
“ayo tin terus” ujar Rudi sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Susi membuat Susi makin keras mengerang2.
“aq mo keluaaarrrr…” jeritku, dengan susah payah Susi menjauhkan kepalanya dari kontolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.
Susi memekik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan ujung kontolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Susi. Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Susi.
“martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Susi” rungut Susi manja, dengan perasaan lelah aq duduk disamping Susi melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Susi sebagian menetes ke baju kaosnya.
“memang ni, gk usah kasih lagi Si” Rudi ngompor2in, pasti udah mupeng dia. “dah buka aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu” ujar Rudi, “alah pengen aja bilang” cibir Susi tapi dia mau juga membuka bajunya.
Kini udah benar2 bugil , kontolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Susi, “kelen juga la buka baju masak aq aja” ujar Susi, tanpa diminta dua kali Rudi segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.
Kini kami bertiga udah bugi, aq dan Rudi segera mencaplok masing2 payudara Susi yang cukup besar itu membuat Susi tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq menghisap pentil perempuan.
Rudi kemudian merebahkan tubuh Susi di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan kontolku yang mulai tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Susi, kontolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Susi.
“ko mo ngentoti dia??” tanyaku terheran2, “memang kenapa?” tanya Rudi, sementara Susi memandangku dengan ekspresi heran, “nanti dia gk perawan lagi” ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.
“Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh ngentoti Susi” ujar Susi sambil menggesek2kan pipinya di batang kontolku. Sementara Rudi kembali melanjutkan maksudnya mengentoti Susi.
Terdengar pekik Susi saat batang kontol Rudi menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang kontolnya di dalam pepek Susi membuat Susi makin memekik2 menahankan serangan2 Rudi.
“enak kali pepek kauuu siii….”ceracau Rudi meningkahi pekikan Susi, sementara aq hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngentot dengan liarnya. Kontolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi.
Tubuh Susi terguncang2 seiring hunjaman kontol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.
“Ahhh…..uunnnngghhhh…. pelaaaaaannnn… pelaaaaannnn diiiiiiiiii….”pekik Susi, tapi Rudi nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
“ungh…ungh…”dengus Rudi, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Susi. Entah berapa lama tiba2 Rudi mencabut kontolnya dari dalam pepek Susi dan mengocok2kan batang kontolnya di depan perut Susi. Gk berapa lama kontolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Susi.
“aduh enak kali..” desis Rudi, sementara Susi memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.
Begitu Rudi bangkit dari tubuh Susi, aq segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang kontolku ke celah pepek Susi tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh Susi.
Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aq mengentot dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang kontolku dia mengarahkan arah tusukanku, “dibawah sini” bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.
Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq terpejam nikmat merasakan pertama kali kontolku masuk ke lobang pepek perempuan, aq berusaha mengocokkan batang kontolku di pepeknya tapi berkali2 kontolku keluar lagi dari pepek Susi. Melihat itu Rudi jadi tertawa2, “jangan panjang2 ko nareknya bodoh” ujar Rudi.
“baru pertama ya tin?” Susi ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aq menyodok2kan kontolku di dalam pepek Susi. Beda dengan Rudi dengan ku Susi hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja.
Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengentoti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin mempercepat goyanganku, berkali2 kontolku keluar dari pepek Susi tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.
“Tin klo mo nembak jangan di dalam” ujar Rudi mengingatkan, tubuh Susi sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara kontolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam pepek Susi, tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Susi langsung terpekik kaget menyadari aq menembak di dalam vaginanya.
“wei kontol, jangan ko tembak didalamnya!” maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn dalam2 batang kontolku di dalam pepek Susi sementara tubuh Susi yang terhimpit tubuhku ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Susi mencengkram erat batang kontolku.
Ku rasa pepek Susi makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya.
Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Susi ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang. Selama sebulan aq cemas2 Susi akan hamil, apalagi tiap hari Rudi menakut2iku kalo Susi hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.

Sisil Cewek Jakarta Doyan Dugem dan Ngentot

Perkenalkan Nama Saya Bernard.. Seperti cerita – cerita lainnya.. saya adalah salah satu mahasiswa Ilmu Komputer Semester 4 di perguruan tinggi swasta di daerah jakarta barat.. Terserah cerita ini mao di bilang hayalan,karangan, inspirasi… atau pengalaman.. yang jelas saya hanya ingin menumpahkan pikiran saya kedalam cerita ini..
2 Tahun yang lalu..
2 tahun yang lalu ialah masa2 SMA saya akan berakhir.. yah.. itu kelas 3.. dan kata orang masa – masa SMA itu masa yang paling indah… . Mungkin memang paling indah… masa SMA masa dimana seorang beranjak dewasa.. mulai mengenal dunia luar… dunia gelap.. dunia gemerlap.. narkotika.. kejam.. memang kejam.. tapi sangat mengasyikan..
Saya adalah orang yang cukup di bilang.. seminggu sekali untuk datang ke salah satu diskotik di jakarta.. awalnya saya pun di ajak oleh salah satu teman saya.. tapi lama2 ketagihan.. cukup sedikit menghilangkan stresss…
Singkat saja.. kami ber 5.. merupakan teman atau team dugem.. hohoho.. adi,dani,dono,dan cicil.. yahh… kami ber 5 memang cukup dekat dalem pertemanan..seperti biasa.. malam minggu pun tiba.. dan mulai mempersiapkan untuk pesta tar malem… dari permen karet, minyak angin, minyak sayurr dann segala jenis macam nya… katanya si biar “kenceng” on nya..
Setelah siap… saya pun mulai menjemput sisil.. wow… Dengan Rok Mini Putih.. yang menurut saya super pendekk… dan tengktop putih… dengan menggunakan topi putih.. dia siap bergoyang.. dalam hatiku.. “wahh nti malam bakal panaz ni..”
Singkat cerita kami sudah sampai table.. nice.. ntah sisil kemana.. biasa wanita slalu berkeliaran mencarii barangnya sendiri.. akhirnya kami mulai party… ON… kenceng… dan pada jam 01.00 sisil dateng ke table.. dengan sempoyongan.. ku papah dia.. sambil ku pegang pantat nya untuk memapahnya.. “bitch! Ternyata make g-string” dalem hatiku.. karena tidak ada belahan tali kolor saat ku pegang pantat nya.. Setelah ku papah agar dia duduk di tempatku.. ternyata dia tidak mao.. dan inggin bergoyang.. sambil bergoyang pantatnya yang sekel itu… nempel ke Torpedo ku..
Kata orang kalo lagi ON.. Torpedo gak bakal bisa berdiri.. ternyata salah.. kalo kebawa nafsu.. tetep aja berdiri.. ON ku mulai tak sehat.. memikirkan nafsu.. nafsu kepada temannya sendiri..
Jam menunjukan pukul 03.00.. Mulai sepi.. karena pada waktu itu bulan puasa.. diskotik tutup lebih awal… akhirnya.. aku mengajak teman2ku untuk bermalam di kost-ku.. sambil melanjutkan acara tripingnya.. Sampai di kost.. ternyata semua sudah lelah.. tidak ingin melanjutkan tripingnya..
Akhirnya memilih untuk tidur.. ke 3 temanku tidur di lantai.. dan aku yg punya kost tidur di atas beserta sisil… karena kamar ku ini sangat sempit.. AC kost sengaja ku kecilkan ke 26 drajat.. biar pada mrasa dingin.. Sisil pun mulai kedinginan.. dan aku menawarkan masuk ke dalam badcover ku… Dia pun masuk… jadi kami tidur di dalam badcov er yg sama.. ohh!! Pikiranku melayang.. bukan tidur… malah nafsu yang ada di benaku.. Ku lihat dia mulai terlelap… Akhirnya ku coba memeluk pinggang dia.. ternyata diam saja.. lalu pelan2 tanganku kunaek-an ke atas.. sehingga tangan kiri ku menindih payudara dia.. Dia masi diam saja.. jantungku terus berdetak cepat.. tiba2 dia membalik.. menghadap ke arahku… mungkin karena dingin… ohh… mukanya menghadapku… ku cium keningnya perlahan.. uh… temanku yg seksi.. akhirnya bisa menciumnya.. lalu ku turun kan kebibir… ehmm… dia masi tetap diam.. ntah neken berapa dia malam..
Tangaknku mulai turun… meraba pantatnya.. aku sengaja… karena ingin menjalajahi tubuhnya perhalah2.. Rok mininya ku naekan.. ku masukan tanganku ke dalam rok mininya.. ku raba pantatnya perlahan2.. Setelah puas.. Aku mulai naek keatas.. tanganku masuk ke dalam tangktopnya.. mencari pengait Branya.. dan membuknya.. jantungku berdetak cepat…. Dan akhirnya… terbuka juga bra nya.. stlh itu ku dorong dirinya.. agar dia telentang.. lalu perlahan2.. tanganku mulai masuk dari perutnya.. pelan2 tanpa menyentuh perutnya.. dan akhirnya…. Ku pegang payudaranya.. ohh.. begitu pas dengan tanganku.. di dalam badcoverku,, ku terus melakukan aksiku.. stlah puas meraba payudara sisil… tanganku mulai nekat.. turun ke bawah.. begitu mudahnya karena dia hanya menggunakan rok mini.. langsung tersingkap begitu saja.. ku raba langsung ke pintu surganya… oh…. Botakkk… aku suka vagina botak… stlh ku tarik g-stringnya.. ku dapati vaginanya basah.. aku berpikir apa dia sadar.. atau tidak… lalu ku coba menghisap putingnya dari balik tengktop putihnya.. slurpp..
Ohh…. Ku gesek2an ***** di kakinya… sambil tanganku mencoba mencari celah klitorisnya..pikiranku mulai melayang.. takut2 dia bangun.. dan teman2ku bangun.. rusak semua pertemananku.. Rasanya ingin ku masukan jariku ke dalam vaginannya.. tapi takut dia terbangun..
Aku terus menggesekkk jari2ku di klitorisnya.. sambil menghisap putting susunya dari balik tengtop putihnya.. dan sesekali ku cium bibirnya saat tiba2 terbuka.. ohh…
Tapi tiba2.. Tanganku di tepakk dia…
Sisil : “Ngapain lu nard!! Kurang ajarr siall!!”
Sorry2..!! gw kebawa nafsu.. barangnya bkin horny..
(sambil berisik.. karena takut ke tiga temanku bangun…)
Sisil : “ horny si horny.! Tp masa temen lu sendiri lu embad.! Gila apa..!!”
Iyah2!! Sorry2.. dah2 tidur…
Akhirnya sisil kembali tidur.. tapi kali ini menghadap ke tembok.. dan pantatnya menghadapku.. 1 jam berlalu.. aku mulai gelisah.. ku coba peluk dia dr belakang.. tidak ada perlawanan..
Ku coba berbisik ke dia.. “gw peluk lu boleh yah sil..” yah dah gw jg masi dingin ni.!
Akhirnya ku peluk dirinya lalu aku berkata… “maafin gw yah sil.. gw kebawa nafsu., “ sambil ngmg di dekat telinganya.. iyah2 udah tidur sana… karena ku pikir lampu hijao… akhirnya ku cium lehernya…
Sisil : “apaan si lu!!”
Sorry2..!! Cuma ciuman biasa sie..!!
Sengaja torpedoku, ku tempelkan dengan pantatnya.. pasti dia merasakan betapa tegaknya torpedoku..
Sisil : “barang lu awasin tuh! Ganjel tau!” (sambil tetap berbisik)
Gw : “gpp gini aja.. gw gk ngapa2in de..”
SiSil : “yah udah! Awas lu macem2..!”
Akhirnya sisil tidur lagi.. tapi kali ini nafsuku makin menjadi..
Ku raba dada dia.. (bra nya masi blm di kaitkan..) uhh.. lalu ku tarik rok blakangnya..
Karena sudah kepalang tanggung.. ku keluarkan torpedoku.. ku jepit di antar kedua kakinya.. lalu mulai ku gesekan pelan2.. ! sambil ku cium lehernya…
Dan “sisil..! : ahh…! Luu begitu terus lama2 gw jd ikutan horny..”
Masukin sekarang aja udah!! Dah ngantuk gw.!
Wahhh!! Hatiku bersorak… ku masukan torpedoku ke dalam vaginanya..
“ouchh!! Pelan2 nard..!! ughh gede juga titid lu.. “
Dah msk blm sil..
“udah2.. dah mentok ini.. goyang pelan2 nard.. takut pada bangun..”
Lalu ku goyangkan pantatku.. sambil ku cium bibir sisil.. ternyata dia membalas ciumanku… sambil tanganku memilin putting susunya..
“ouchh nard..!!’
Sstt..! tar pada bangun sil.!
“uhhh… cpt… !
“ouchhh nard… gw mw keluar!!”
“sabarrr… gw juga… gw keluarin dmn ni…”
“ di luar lah bego..!! lu mao gw hamilll hah..??”
Ups..! sorry.. kirain lu dah makan pil apa gitu!
“pala lu!! Uhhh.. ahhh ouch…. Gw… samp…pe…”
Ku rasakan basah di palkon ku.. ternyata dia dah keluar..
Dann..
“gwww jugaaa sil…”
Lalu ku keluarkann dan ku arahkan ke atas.. sehingga spermaku nempel di tengktopnya..
Sisil : “udah puas..??”
Gw : “udah2.. thanks yah!
Sisil : “skrg boleh tidur gw.??”
Gw : “boleh2!”
Sisil : “awas lu blg anak2.. jaga tuh bacot yah! Tar pada nagih mati gw.!”
Gw : ok2!

-pagii hariii-
Semua dah pada bangun.. tinggal aku.. sisil juga dah bangun.. lagi merokok di teras kostku..
Gw : “ yg laen pada kemana sil..”
Sil : “noh di bawah.! Lg pada makan mie..”
Gw : oh.. (wahhh! Keqnya dia lupa sama semalam nie..
Sil : “ gw pinjem anduk donk..mw mandi nie..”
Gw : “ohh noh ambil aj di lemari gw..

Dia pun mandi dalam kamar kostku…
(kamar kost ku memiliki kamar mandi dalam..)
Saat dia mandi ku coba ketuk pintunya..
Gw : “sil..”
Sisil.. : “ kenapa.. sambil buka pintu..”
Gw : “ gw… horny… tolong coliin aja dnk.. “
Sisil : “coliin aja yah! Gk macem2..! yah dah! Konci sono pintu lu tar pada masuk gaswat..”
Gw : ok..!
Akhirnya di coliin.. stlh.. di kocok 10 menit tidak keluar2…
Sisil :”lama amat siii!! Keluarnya..!”
Gw : “gw pegang badan lu yah biar cpt keluarnya.”
Sisil : “ haduh!! Okeh2..!! toket aja! Gk pake bawah..”
Akhirnya gw memegang toketnya.. gw pilin2 putingnya…
Gw : “isep donk sill..!”
Sisil : “yah dah!..”
Akhirnya ku isap putingnya.. sambil menunduk menghisap payudaranya.. dan dia tetap mengocok torpedoku.. uhhh.. oh…hh.. terus sil… ehmm…
Ternyata sisil juga horny.. karena dia tidak mw ML lagi… dia masukan ke dalam mulutnya..
“my god!! Ohh!! Terus sil2…” ohhh…!!
5 menit blm keluar2.. ternyata sisil mulai merasa lelah…
Dan akhirnya dia berikan vagina nya sekali lagi di pagi itu..

Maunya Satu Aja dapet 2

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Kutlakklukkan 2 wanita dalam 1 ranjang sekaligus

Cerita seks kali ini akan membahas tentang pesta seks yang kulakukan dengan 2 wanita sekaligus. Tak lama setelah aku makan sebuah lestoran Se food,niatku kembali kerumah tapi kayaknya masih terlalu banyak waktu.Aku tidak mau buang-buang waktu,ku pikir berenang lebih bagus.Ya ini mumpung ada gunanya juga,jaga kesehatan tidak salah saya juga itung-itung menabung untuk sehat di hari esok. Dari padaWaktu itu saya gunakan untuk happy yang tidak tentu kapan habisnya.berenang di kolam renang milik sebuah Country Club tepatnya sambil menikmati suasana ya begitu,cewek-cewek yang nampang berbikini tak asing karena disini adalah kolam renang jadi sudah sewajarnya. dimana saya tercatat sebagai membernya juga. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5 . matahri sudah mulai tenggelam berganti malam yang segera menjelang, Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun. Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ?adik kecil? saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.

Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang ?Om, mau main bola sama Grisa gak ??
?Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya ?? tanya saya gugup.
?Iya,… itu kakak !? katanya sambil menunjuk kakaknya. Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revi, dan juga, dia baru kelas 2 SMP. ?Mmh, Revi cuma berdua sama Grisa ?? tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana.
?Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!? kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country Club. ?Ooo,… sama maminya, toh? kata saya,?Papi kamu ndak ikut Rev ??
?Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener? katanya lucu.
Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya, ?Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ??
?Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.?
?O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om anterin? Tapi yang menjawab si kecil Grisa, ?Boleh,… Om boleh ikut,….”


Sekitar ½ jam kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya. Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.

Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Imel dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.?Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana??, tanya saya.
?Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,? jawab Imel ogah-ogahan.
?Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,? timpal Revi, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget, ?Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.
?Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…? kata saya sambil tersenyum.?Eh Iya,… Mas Vito mau minum apa ?? tanya Imel sembari bangkit dari sofa, ?Kopi mau ?
?Eh,… iya deh boleh,… ? jawab saya.Tak lama kemudian Imel datang sambil membawa 2 cangkir kopi.?Ini kopinya,…? katanya sambil tersenyum. Revi yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, ?Om, malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam ?? Imel yang ditanya, menjawab dengan gugup, ?Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Vito mau ?? Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, ?Yah,… mau sih,… ?
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan berkata, ?Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ??
?Eh, iya,… ? jawab saya, ?kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ???Mmh, belom ngantuk,… ? jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Imel datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.?Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.?
?Gak papa Rev?, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,? kata Imel sambil tersenyum ke arah saya, ?Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ??

Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tidak bisa bicara apa-apa lagi.? Rev? kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!? kata Imel.Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong, ?Iya, Rev? besok telat masuk sekolahnya,… kamu tidur duluan sana.?Revi sepertinya kesal sekali di suruh tidur, ?Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,…? tapi dia masuk juga ke kamarnya.
Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan agresi militer.?Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo? aku apa-apain ? ?Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,? kata Imel dengan mimik muka sedih.?Berarti suami mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,? kata saya bercanda.
?Dan lagi kamu punya ?itu? mengkel banget,…?Si Imel menatap saya dengan wajah lugu, ?Itu apa mas ???Mmh, boleh aku jujur tidak ???Boleh,… ngomong aja ??Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo ?anu?mu pasti seukuran satu sendok makan? kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.?Ooo,… ini,? kata Imel sambil memegang buah dadanya sendiri, ?Mas Vito mau ? terus apaku yang seukuran…?Belum selesai Imel berbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, ?Ini,.. mu,… buka dong bajumu !? kata saya asal.
Imel yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Imel dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.?Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,…? kata Imel tanpa memberi saya kesempatan bicara, Imel langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si ?adik? dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.

Imel saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, ?Veggy?nya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya. Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya tanya : ?Mel, aku mau keluar,… dimana nih ??Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling ke arah saya, ?Di dalam aja mas ! biar lengkap ?Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.

Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati ?Mr. Penny? saya. Hisapan Imel tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala ?Mr. Penny? saya.Sekitar 5 menit, Imel menikmati si ?vladimir?, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun.?Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,? katanya, ?Aku mau nyuci ?ini? dulu,? sambil dia mengelus vaginanya sendiri.?Ya,… jangan lama-lama,… ? kata saya.Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.?Loh, Rev… kamu belum tidur ?? tanya saya setengah panik.?Belum.? Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi ?Mr. Penny? saya dengan bantal sofa. ?Om, tadi ngapain sama mami ?? tanyanya lagi.?Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ? belum selesai saya menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.

Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Imel berkata, ?Rev kamu ngapain, kok belum tidur ??Revi berpaling menghadap Maminya, ?Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ??Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping saya, dan Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.?Revi, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,? kata saya sambil melirik Imel yang terlihat sudah agak santai. ?Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.?Revi terlihat sedikit bingung, ?Hal itu hal apa Om ??Di sini, Imel mencoba menjelaskan, ?Rev, Mami jangan disalahin ya,…Revi sayang Mami kan ??Revi tersenyum, ?Iya lah, mi. Revi saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain ??Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang cukup besar, ?Om Vito sama Mami lagi making love.

Kamu tahu artinya kan ???Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Revi mau lihat,? jawab Revi.Wah,… kaget sekali mendengar Revi bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel mengangguk mengerti. ?Revi beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ?? tanya Imel.Revi menjawab dengan polos, ?Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi juga mau diajarin,… biar bisa?. Saya beneran seperti ketiban durian runtuh, ?Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.?Revi merajuk, merayu Maminya, ?Mi, boleh ya ??Imel ragu-ragu menjawab, ?Kamu lihat aja dulu deh ya ?!?Sambil tersenyum Revi menjawab, ?Iya deh,…,? senang sekali ia.
Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya ?memamerkan? batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Imel saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk duduk mendekat disamping saya.?Lihat Rev, Mami seneng banget kan ?? kata saya. Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati ?Mr. Penny? saya. ?Revi sudah pernah ciuman belom ?? tanya saya.?Belum Om.??Mau Om ajarin ndak ?? tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.?Mau !? jawabnya singkat.?Ya sudah,… Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito lakukan, diikutin ya ?!?Belum sempat Revi menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.

Imel terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda. Revi menurut aja ya sama Om Vito ?kata Imel. Sementara saya meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi untuk menggenggam batang ?Mr. Penny? saya.?Rev, sekarang kamu jongkok disini ya ? kata Imel, ?Kamu hisap ?Mr. Penny?nya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, ? Imel tersenyum sayang kepada Revi, ?Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ??Revi menjawab singkat, ?Bisa, mam ?Saya mengarahkan si ?adik? ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam. ?Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !? Revi tersenyum.Imel memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan instruksi.

Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja ?Veggy? muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Imel menyuruh Revi istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa berbasa-basi, Imel langsung menduduki ?Mr. Penny? saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai ?Mr. Penny? saya, saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Imel masih menduduki si ?adik?, kali ini dia membelakangi saya. Revi yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi ?Veggy?nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke ?Veggy?nya dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.

Saya mulai serius menanggapi Imel. Revi saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si ?vladimir?, Revi saya suruh menjilatinya.?Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?? protes Revi.Imel sambil terengah-engah menjawab, ?Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ? Mami bagi dong ?!?Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati ?Mr. Penny? saya. Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan ?Mr. Penny? dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan anaknya, Revi, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.

Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Revi, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Imel,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika saya dan Imel sedang ?perang alat kelamin? di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub. Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang ?sibuk? ?Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ?? katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh Revi untuk menjilatinya.

Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang. Untuk yang satu ini, saya tidak mau berbagi rezeki dengan teman kantor saya, tidak seperti sewaktu dengan Mirna dan Rere.