Jumat, 20 Agustus 2010

Bu Chelsea, Guru Kesayanganku

"Selmat pagi, Budi", senyum Bu Chelsea dan sapaan ramahnya kembali menyambut kedatanganku, "Selamat pagi, Bu", Bu Chelsea tersenyum dan berjalan ke ruang kelasku.Kuperhatikan pantat montoknya, membuat nafsuku bangkit, tubuh Bu Chelsea betul - betul menggairahkan, payudara 34B dengan lekuk tubuh yang bisa membuat 1 kelas laki - laki nafsu, Bu Chelsea adalah guru yang paling cantik menurutku, maklum, dia adalah yang termuda di antara semua guru, kira - kira umurnya 28 tahun, rambutnya panjang sebahu, dan dia memakai baju kemeja ketat, bila dia mengajar, tidak ada yang memperhatikan pelajaran, semua laki - laki hanya memperhatikan lekuk tubuhnya yang indah dan menggairahkan itu.

Akupun berlari kecil ke kelas, Bu Chelsea tampak duduk di belakang meja guru, akupun segera ke tempat dudukku, kuperhatikan Bu Chelsea, kulihat Bu Chelsea mempersiapkan pelajaran, Kringggg, bunyi bel pertanda pelajaran akan dimulai, Bu Chelsea segera berdiri, lalu pergi ke depan papan tulis, seperti biasa, banyak murid laki - laki yang menelan ludah melihat Bu Chelsea, begitupun aku.

"Selamat pagi anak - anak", "Selamat pagi, Bu", seperti biasa, Bu Chelsea mulai mengajar, aku tak memperhatikan kata - katanya, hanya kuperhatikan payudara montoknya, selama dia mengajar, dia banyak menggoyangkan tubuhnya, sehingga payudara montoknya yang dibungkus kemeja ketat itu sungguh mendatangkan nafsu, apalagi saat dia menulis, terpampanglah pantat montoknya, ingih aku maju dan mereamasnya.Sayang hanya dua jam dia mengajar, guru lain datang dan pelajaran berganti, kujalani semua pelajaran dengan mengingat - ingat Bu Chelsea, kontolku yang kayaknya susah untuk turun ini betul - betul menyiksaku, aku memikirkan cara untuk menyetubuhi Bu Chelsea.

Bel tanda pulang berbunyi, aku ke lantai dua, ke ruang bahasa inggris, aku tahu dia di ruang itu untuk mempersiapkan soal ulangan, tok, tok, tok, "Ya, masuk", akupun masuk dengan deg - degan, "Oh, Budi, ada apa, Bud?", "Eh, ini, Bu, ada pelajaran yang saya tak mengerti", kusodorkan buku cetakku padanya, Bu Chelsea kelihatan betul - betul cantik, menaikkan nafsuku, dia menjelaskan padaku dengan ramah, aku sungguh tak tahan, "Bu", "Ya, Bud?", segera kumajukan kepalaku ke kepalanya, kucium bibirnya yang hangat, hhhmm, betul -betul nikmat, kulihat Bu Chelsea tampak terkejut dan mencoba melepaskan diri, dia meronta sekuat tenaga, akupun meremas payudaranya yang masih kencang itu, dia berusaha menolaknya, kucium terus bibirnya sambil tanganku meremas payudaranya.

Kudengar nafas Bu Chelsea mulai tak beraturan, mungkin dia sudah nafsu, kulepaskan ciumanku darinya, lalu tanganku membuka kancing kemejanya satu persatu, saat kancing ke-3 kubuka, dia berusaha menolak, "Jangan, Bud, saya sudah punya suami", "Gak pa-pa, Bu", kukulum bibirnya yang seksi itu lagi, kini rontahan Bu Chelsea sudah berkurang, dia membalas ciumanku dengan lembut, kulanjutkan membuka kemejanya, dia tak menolak, terlihatlah BH putihnya, segera kubuka kancing BHnya, lalu terlihatlah olehku payudaranya yang masih kencang dengan puting kecoklatan, kukulum putingnya dengan mulutku sambil tangan kananku meremas payudara mmontoknya itu.

Kini nafas Bu Chelsea sudah tak beraturan, dia membuka baju seragamku, lalu celanaku dan CDku, terlihatlah kejantanan milikku yang lumayan besar, Bu Chelsea mendorong kepalaku dengan lembut, lalu dia berlutut sambil mengulum kontolku, membuatku merasakan kenikmatan tiada tara, "Ssshh, Akhhh, Ahhh, enak, Bu", Bu Chelsea masih bermain dengan kontolku, dia mengulum dan menjilatnya.

Kini kubuka rok hitam Bu Chelsea, lalu kubuka CDnya, terlihatlah olehku vagina Bu Chelsea yang masih merah meskipun sudah tak perawan dengan klitoris yang indah.Kini aku yang berjongkok, kujilati selangkangan Bu Chelsea sambil tangan kananku meremas payudaranya, kadang kutusukkan jariku pada lubang kenikmatan Bu Chelsea yang kini membuatnya memejamkan mata sambil mendesah, "Ehhhm, Bud, terus Bud, Ahhhh, ya, begitu Bud, kamu pintar memuaskan wanita", termotivasi oleh kata - katanya, kini jilatanku semakin cepat, begitu pula dengan tusukan jariku, kurasakan vaginanya sudah sangat basah, "Ahhhhh, Bud, aku mau keluar", keluarlah cairan hangat dari vagina Bu Chelsea.

Kini kunaikkan tubuh mungil Bu Chelsea ke atas meja, dia membalasnya dengan membuka kakinya lebar - lebar, dapat kulihat vaginanya dengan jelas, sungguh sangat indah, lebih indah dari vagina pacarku, "Ngapain kamu, Bud?Ayo cepat masukin, ibu sudah gak tahan, nih", "Iya, Bu, yang sabar, Bu".Segera kuarahkan kontolku pada lubang kenikmatannya, lalu kutusakkan dengan perlahan, lalu kumaju mundurkan dengan cepat, "Akkkhhh, Ehhhhm, ahhh, ssssh, terus, Bud, nikmat banget", kini Bu Chelsea mendesah lebih cepat, masih kuteruskan memajumundurkan kontolku dalam vaginanya yang sangat indah itu, kurasakan kontolku dipijat oleh otot vagina Bu Chelsea.
Kurasakan sensasi yang luar biasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya, "Ahhhh"ibu mau orgasme, keluarlah lagi cairan hangat yang menyiram kontolku, kini kucabut kontolku dari vagina Bu Chelsea, aku bersiap -siap ingin menusuk vaginanya lagi, Bu Chelsea mengangkat satu kakinya ke atas sehingga lubang vaginanya terbuka lebar, kuarahkan kontolku pada lubang vaginanya yang terbuka lebar itu, Bu Chelsea menaikkan kaki kirinya pada pundakku, lalu kutusukkan kembali, kumajumundurkan pantatku dengan cepat, "Akkhhh, pelan - pelan, Bud, ahhh", kurasakan pijitan pada kontolku semakin nikmat, sungguh luar biasa vagina guruku ini"Ahhhh, terus, Bud, akhhh", kulihat tubuh Bu Chelsea sudah dibasahi oleh keringat, begitu juga denganku."akkkhhh, Bud, ibu mau keluar, blesss, kembali kontolku dibasahi oleh cairan hangat, kupejamkan mataku lalu kontolku mengeluarkan sperma di dalam vagina Bu Chelsea.

Kami sama - sama kelelahan, kami masih dalam keadaan telanjang berpelukan di atas meja, kusadari pintu terbuka oleh seseorang, aku lupa mengunci pintu, kami berdua kaget, dan masuklah seorang gadis, dia adalah Livia, pacarku, segera kulepas pelukanku dari Bu Chelsea, Livia menatap kami dengan kaget, air mata menetes di pipinya, dia segera berlari, keadaan betul - betul gawat.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar