Rabu, 25 Agustus 2010

Bunga Merekah

Aqu Bunga. Cerita ini terjadi ketika aqu kerja di satu perusahaan asuransi bagian kendaraan bermotor. Sebagai staf kendaraan bermotor tugasku adalah melayani permintaan nasabah untuk menutup polis pertanggungan kendaraan bermotor, banyak yang phone tapi banyak juga yang dateng ke kantor. Karena perusahaan dimana aqu kerja tergabung dengan bank yang cukup punya nama, jadi gak susah lah untuk mendapatkan nasabah baru atau nasabah lama yang memperpanjang polis asuransi kendaraan bermotornya, lagian perusahaan cukup kompetititf dalam menentukan persentase premi yang harus dibayar nasabah.

Satu siang ada call untuk aqu. "Halo, disini Bunga, apa yang dapat dibantu". Dari pihak sana terdengar suara yang berat, "Saya ... (dia menyebutkan namanya), saya mo nutup polis asuransi". "Kendaraan Mas?" tanyaku. "Saya baru beli mobil avanza, tuker tambah ma mobil xenia. Jadi polisnya xenia mo saya tutup, bisa kan". "Bisa banget mas, mas kasi ke Bunga copy stnknya saja, berapa harga pertanggungan avanza barunya mas?" "Dia menyebutkan nilainya, masih masuk dalam range harga mobil itu. Kadang nasabah menyebutkan harga pertanggungan bukan harga price list mobil itu tapi harga neto nya. "Kirimnya faxnya masih ke nomor yang ini kan", dia menyebutkan nomer fax kantor. "Bener sekali mas", rupanya ini nasabah reorder. "Kalo mas minta polis xenia ditutup, bikin surat ya mas, di fax ja sekalian. Kelebihan preminya dikembalikan atau gimana mas". "Diperhitungkan dengan premi polis baru aja, bisa kan". BIsa mas, Bunga tunggu faxnya ya mas".Tak lama kemudian ada fax yang masuk untuk aqu, ternyata dari si mas tadi. Segera aqu proses permohonan penutupan polisnya, karena ada data yang gak jelas di fax yang dikirimkan, aqu call dianya. "Maaf mas, ini Bunga, mo nanya ada yang gak jelas, nomer rangka mobilnya bisa disebutkan mas, faxnya gak jelas". Dia menyebutkan nomernya., pelan2 ngejanya. "Wah mas beli mobil baru terus nih". "Ya kalo mobil dah mo 5 tahun kan katanya umur ekonomisnya dah abis, onderdil yang mahal2 dah kudu diganti, biaya prawatan bisa naik kan". "Iya sih mas, kalo masih ada yang nawar dengan harga bagus napa gak dilepas kan mas". "Tu tau, suara kamu enak deh, pasti orangnya cantik. Saya dah lama hubungan ma kamu tapi blom perna liat kamu nih". "Iya ya, mas dah jadi nasabah sejak tahun 2001". "Iya, yang ngelayani sebelon kamu ibu2, gak cantik lagi. Kamu pasti masih abege dan cantik kan". "Sok tau ah mas, darimana mas tau Bunga masih abege". "Biasanya yang suaranya enak dan ceria kedengarannya masih abege". "Ya diujung abege lah mas, dah kepala dua. O ya mas, bole tau nomer ktp mas". "Buat apa Bunga". "Perusahaan minta data nasabah sekarang ini mas". Dia menyebutkan nomer ktpnya, aqu menanyakan tempat tanggal lahir, dia menyebutkan lagi". 30an lah umurnya, "suara mas juga berat, mantep banget deh kedengarannya, pasti mas ganteng kan". "Sok tau ah kamu". "Lo, tadi mas kan bilang Bunga masih abege berdasarkan suara, Bunga juga bisa nebak mas ganteng pa nggak dari suaranya". "bisa aja kamu. Untuk membuktikan apakah kamu masih abege dan cantik, gimana kalo kita ketemuan, kamu kan juga mo buktiin saya ganteng gak ". Kaget juga aqu mendengar ajakannya, sampe aqu terdiem. "Gimana, diem tu tandanya mau kan. Ya udah kamu bubar kantor jam brapa?" "Biasalah mas jam 5 an, masih beberes ya sebelom magriblah". "Oke deh, kita ketemuan di food court deket kantor kamu, lewat magrib deh aku tunggu kamu disitu. Aku pake baju biru kotak2 kecil, nanti tangan bajunya aku gulung. Dateng ya". Tanpa menunggu jawabanku telpon ditutup. wah tipe otoriter juga ni mas. Aqu bingung, dateng gak ya. Kalo enggak ntar dia pindah ke asuransi laen lagi. Ya udahlah, gak da ruginya kan ketemu orang, mudahan ja dia ganteng.

Lepas magrib aqu dah nyampe foodcourt mal itu. Deket dari kantor sehingga aqu gak butuh waktu lama kesitu walaupun kudu naek kendaraan umum. Food court masih sepi, aqu clingukan cari lelaki berbaju biru kotak2 dan lengannya digulung. Dari jauh aqu lihat ada lelaki yang melambaikan tangannya ke aqu. Ternyata si mas. Dia senyum lebar melihatku, "Wah ternyata kamu jauh lebih cantik dari bayanganku, sexy pula". "Mas juga ganteng, atletik lagi, tipe ideal Bunga banget mas". "Jangan manggil mas lah, formal amir". "Kok amir" "Iya si amat kan lagi lembur, amir yang gantiin". aqu tertawa mendengar guyonannya. "abis manggil apa dong, om aja deh ya". "Sama aja, jadi nuain kalo dipanggil om". "Ya udah Rio aja deh, gak apa kan". "Na gitu baru cocok. Mo makan?" "Boleh deh Rio, biar rada kepagian sih makan malem segini waktu". "Ya gak apa, nanti kalo maleman laper ya makan lagi". "Mangnya kita mo ampe maleman Rio, mo ngapain memangnya". "Mo ngobrol ma yang cantik, kan biasanya waktu gak kerasa lewat begitu cepat". "Sok puitis ah". Kembali kami tertawa, seneng juga ngobrol ma dia, humoris banget. Mangnya suara Bunga enak ya Rio". "enak banget, orangnya juga enak kok". "Kok orangnya?" "Iya enak dilihat, cantik dan seksi". "Seksi apanya, biasa ja kok Bunga". "Iya biasa tapi menarik banget". "Bunga gak narik2 Rio kok". "Aku yang tertarik banget ma kamu". "Apanya sih Rio yang menarik". "Semuanya, palagi kalo dah..." Dia terdiem. "Udah apa Rio". Dia cuma tersenyum, aqu jadi penasaran. "Udah apa Rio". "Gak jadi deh". Aqu makin penasaran, "Udah apa Rio, kalo gak dikasi tau Bunga pulang aja deh". "Gi deh", jawabnya sambil tertawa. "Bener nih", kataqu sambil berdiri. "Wah sensi amir sih, duduk dong, tapi kalo lagi cemberut kamu makin cantik aja nih, jadi gemes". "Kok gemes". "Iya gemes, pengen meluk kamu". "Cuman meluk Rio", pancingku. "IYa meluk dan cium". "Cium? cium apa". "Ya cium bibir kamu dong, imut deh bibirnya, kaya orangnya". Aqu senang ja mendengar sanjungannya, walaupun ini sanjungan lelaki yang ujung2nya pasti urusan sahwat deh. Biar ja, yang penting aqu suka kok ma orangnya. "Tadi udah apa Rio". "Palagi kalo dah tlanjang", jawabnya sembari tersenyum. Aqu jadi tersipu2, "mangnya Rio mo liat Bunga telanjang, Bunga kan biasa ja Rio". "Mau banget, abis makan ya". Benerkan dugaanku, pasti ujung2nya sahwat. "Terus Bunga mo dibeliin apa kalo telanjang didepan Rio", tantangku. "Ya udah beliin bb ja ya, tu hp kamu dahjadul banget. Wah bole juga ni orang, blon apa2 dah mo eliin aqu bb. "Mangnya Rio mo nlanjangin Bunga dimana?" "Di hotel yuk, bisa semaleman, besok kan libur kamu toh". Memang ini jumat malem dan besok kantor tutup. Aqu diem ja, "Pesen makan dulu deh, dah gitu kita beli bb ya buat kamu". Aqu seneng banget. Dia mesenin makanan dan minuman yang aqu suka, sembari makan kita ngobrol terus ngalor ngidul. "Bulu tangan kamu panjang2 ya Bunga, pasti disononya lebat ya". "Disono mana Rio, ngomongnya gak perna jelas". "Jembut kamu" katanya sambil mencondongkan mukanya kearahku, stengah berbisik. "Sok tau ah". "Pasti deh, aqu tu suka ma bege yang jembutnya lebat, napsunya gede. seneng dong cowok kamu ya punya cewek yang napsunya gede". Aqu diem aja. "Sering maen ma cowok kamu ya Bunga". Aqu ngangguk. "wah dah pengalaman dong kamu urusan ranjang". Aqu diem ja, senyum. "Jadi pengen cepet liat jembut lebat kamu deh". "Biar Rio penasaran". Habis makan aqu diajaknya ke toko yang jual hp. Kebetulan ada program tuker tambah. Hpku biar jadul masih ada nilainya, langsung ja tuker tambah dengan BB terbaru. "Ntar pulsanya aqu yang bayar Bunga". Seneng juga pake BB, bisa gaya ma temen2 kantorku, karena hpku selama ini suka diledekin saking jadulnya.

Setelah selesai beliin aqu BB, dia mengajakku nonton. Memang di mal ini ada bioskop juga. Aqu ya ok aja, kami menuju kelantai paling atas dan memilih film mana yang ingin ditonton dari 4 film yang ada. Di bioskop, dia mulai mengelus2 tanganku. "Bunga, tanganmu halus ya, gak pernah kerja ya". "Enak aja, Bunga kan nyuci ndiri Rio, setrika, bersihin kamar juga. Maklum deh anak kos, ya mesti ngerajian keperluan Bunga sendiri lah". Aqu menikmati elusan tangannya. Dia makin berani, tanganku digenggamnya. "Rio, lagi nonton aja Bunga digandeng2, kalo lagi jalan tadi gak digandeng", guyonku berbisik. "Ooh, mau toh digandeng", jawabnya berbisik juga. Kami lebih banyak ngobrol sambil berbisik daripada menikmati filmnya. Kebetulan bioskop sepi penonton sehingga bisik2 kami gak ganggu tetangga, karena disekitar kami gak ada penonton laen yang duduk. memang dia memilih tempat yang agak dipojokan yang umumnya gak akan dipilih orang kalo masih ada pilihan yang laen. Seusai nonton, dia mengajakku ke hotel, gak jauh dari mal. "Kamu nemenin aqu kan Bunga malem ini". "La Iya lah, atau Rio gak mau aqu temenin". "O mau banget, adekku dah gak sabar ni pengen kenalan ma kamu". "adek Rio?" aqu pura2 gak ngerti. "Dia dah nunggu di hotel?" Dia tertawa saja, tidak menjawab pertanyaanku. Sesampainya di hotel aqu bertanya lagi, "mana adik Rio". "Bukan adik kandung". "abis siapa?' "Udah ah gak usah dibahas". Cek in nya cepet sekali, dan kami diantar ke kamar oleh room boy.

Dia masuk kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lama kemudian dia keluar hanya dengan mengenakan celana pendek dan T shirt. Kayanya dia dah nyiapin pakean ganti setelah dia nelpon tadi. "Rio, kok mandinya cepet amat, gak ngajak2 lagi. Bunga kan juga belon mandi". "Bunga mandi dulu ya Rio", kataqu sambil masuk kamar mandi. Selesai mandi, karena gak bawa ganti aqu hanya membungkus diriku dengan handuk putih yang ada dikamar mandi. Aqupun keluar dari kamar mandi. Dia terpana memandangku, handuk nya sangat pendek, 15 cm di atas lutut. Paha dan betis menjadi terlihat dengan jelas. pantatku yang besar dan pinggangku yang ramping menambah pesonaqu dimatanya. Dia duduk disofa nonton tv. Aqu menyediakan minuman hangat yang tersedia dikamar hotel itu dan duduk disebelahnya. "Bunga, kamu cantik dan seksi sekali", katanya. Aqu hanya tersenyum saja mendengarnya. Setelah itu kami ngobrol saja sambil nonton tv. dia mulai mengelus pahaku yang terbuka, diselipkannya tangannya diantara kedua pahaku.
Napsuku mulai bangkit. Tangannya kubiarkan mengelus makin ke atas dan berhenti di pangkal pahaku, aqu gak bisa merenggangkan pahaku karena masih terbingkus handuk. Dia penasaran, segera handukku dilepasnya dan bugillah aqu didepannya. Dia terpana memandangi tubuh bugilku. "jembut kamu beneran lebat ya Bunga, napsu kamu pasti besar ya. Aqu suka ngen tot dengan cewek yang jembutnya lebat", katanya dengan napas memburu. "Kenapa begitu Rio?" tanyaqu. "Kalo cewek jembutnya lebat, minta nambah terus kalo dien tot, binal dan gak puas2", jawabnya. "Itu bukan binal Rio, tapi menikmati", jawabku. "itu sudah tau, kok tadi nanya". Aqu hanya tersenyum saja. Jarinya mulai mengelus pangkal pahaku dan daerah memekku. Aqu menggeliat, geli. Dia bangkit dari duduknya dan berlutut didepanku. Pahaku diciuminya bergantian, sambil diremas2nya. Paha kubuka makin lebar sehingga dia makin mudah mengakses daerah memekku. Dia makin beringas, "Wow, Bunga, kamu merangsang sekali", katanya sambil memandangi tubuhku yang dah bugil dari tadi. "Kita teruskan diranjang yuk", aqu ditariknya bangun.

Aqu merebahkan diri di ranjang. Dia langsung memelukku. Diciuminya toketku sambil diremas2nya. Dia semakin semangat, diciumnya toketku. Pentilnya diemutnya, digencet dengan gigi dan lidahnya. Makin lama makin kuat emutannya dan makin luas daerah toketku yang diemutnya. Napsuku sudah berkobar2 tapi kubiarkan saja dia terus menggumuli toketku. Dia membenamkan wajahnya di belahan toketku, kemudian bergerak kebawah pelan2 mengarah ke perutku. Puserku dijilatinya. Rasanya geli2 nikmat, napsuku makin berkobar saja. Dia memeluk pinggulku dengan gemas, kecupannya terus turun ke bawah, dia menjilati jembutku, kemudian diciumnya daerah memekku dengan kuat. "Kamu udah napsu ya Bunga, memekmu sudah basah begini", katanya sambil tersenyum. Dia nampak senang bisa merangsang napsuku sehingga aqu tampak pasrah saja dengan tindakannya.

DIa bangkit dan melepaskan semua yang melekat dibadannya. kontolnya sudah ngaceng dengan keras, lumayan besar dan panjang. Dia menjepitkan kontolnya di belahan toketku, dan digerakkannya maju mundur. Aqu membantu dengan mengepitkan kedua toketku menjepit kontolnya. Lama2 gerakan maju mundurnya makin cepat, dia merem melek keenakan, "baru dijepit toket aja udah nikmat Bunga, apalagi kalo dijepit memek kamu ya". Napasku juga sudah memburu, selama ini aqu menahan saja napsuku dan membiarkan dia menggeluti sekujur tubuhku. "Bunga, enak banget deh", katanya tersengal2. Kemudian dia berhenti, kontolnya digesek2kan ditoketku sambil terus meremas2nya. Gesekan kontolnya terus kearah perut, sesekali digesekkan ke lubang pusarku. Geli2 enak rasanya. Akhirnya, selesai juga permainan. Dia mengangkangkan pahaku makin lebar. jembutku tersingkap dan nammaslah memekku yang sudah basah sekali. Dia menggenggam kontolnya dan digesek2kan ke jembutku, kemudian diarahkan ke memekku. Terasa ada benda tumpul yang keras dan besar menyeruak diantara bibir memekku. "Rio, gede banget kon tol Rio, masukin semua Rio, Bunga udah pengen dientot", rengekku. Dia menggetarkan kontolnya sambil dimasukkan sedikit demi sedikit ke memekku. Sekarang kepalanya sudah terjepit di memekku. Aqu menjadi belingsatan karena lambatnya proses memasukkan kontolnya, padahal aqu udah pengen dienjot keluar masuk dengan keras. "Ayo dong Rio, masukin semua, enjot Rio, Bunga udah gak tahan nih", kembali aqu merengek minta dienjot. Dia hanya tersenyum saja. Pelan tapi pasti kontolnya ambles ke dalam memekku, sudah amasuk separo. Terasa sekali kon tol besarnya mengganjal memekku. Aqu menggerakkan otot memekku meremas2 kontolnya biar dia segera menancapkan kontolnya semuanya ke dalam memekku. Strategiku berhasil, dia segera menghunjamkan kontolnya sehingga masuk semuanya. "Duh Rio, nikmatnya, kon tol Rio udah gede panjang lagi, masuknya dalem banget. memek Bunga sampe sesek rasanya", kataqu. "Tapi enakkan", jawabnya. "Enak banget Rio, sekarang dienjot yang keras Rio, biar tambah nikmat", kataqu lagi. masih dengan pelan2 dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Sewaktu keluar, yang tersisa di memekku hanya tinggal kepalanya saja, kemudian dienjotkan kedalam sekaligus sehingga nancap di bagian memekku yang paling dalam. "Enak Rio, kalo digenjot seperti itu, yang cepat Rio", rengekku lagi sambil terus mengejang2kan otot memekku. Dia pun menjadi belingsatan karena remasan otot memekku sehingga enjotannya menjadi makin cepat dan makin keras. "Gitu Rio, aduh enak banget deh Rio, terus Rio, terasa banget gesekan kon tol Rio ke memek Bunga, nancepnya dalem banget lagi, terus Rio, yang cepat", kataqu terengah2 keenakan. Dia mempercepat enjotan kontolnya, caranya masih sama, kalo ditarik tinggal kepalanya saja dan terus dienjotkan kembali kedalam dengan keras. Lihai sekali cara ngenjotnya, itu membuat aqu menjadi liar, pantatku menggelinjang saking nikmatnya dan aqu terus merintih kenikmatan sampai akhirnya aqu tidak dapat menahan lebih lama, "Rio, Bunga nyampe Rio", jeritku. Dia masih bertahan juga dengan terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan caranya tadi. Nikmat sekali rasanya. Sampe akhirnya, dia menarik kontolnya keluar dari memekku.

Kembali dia bergeser dan menjepitkan kontolnya yang berlumuran dengan lendir dari memekku di toketku. Aqu menjepit kontolnya dengan toketku dan dia menggerakkan maju mundur. Karena panjangnya, ketika dia mendorong kontolnya maju, kepalanya menyelip kedalam mulutku, kuemut sebentar sebelum dia memundurkan kontolnya lagi, berulang2. "Bunga, nikmat banget, aqu mau ngecret dimulutmu ya Bunga", katanya sambil terus memaju mundurkan kon tolnya. "Kenapa gak dingecretin di memek Bunga aja Rio, Bunga lagi gak subur kok", jawabku. "Nanti ronde kedua", jawabnya sambil dengan cepet memaju mundurkan kontolnya. toketku makin keras kujepitkan di kontolnya. Akhirnya dia mendorong kontolnya masuk ke mulutku, segera kuemut dengan keras. "Bunga, aqu ngecret Bunga", teriaknya sambil mengecretkan pejunya kedalam mulutku. Aqu segera menggenggam kontolnya dengan tanganku, kukocok pelan sambil terus mengemut kepalanya. pejunya nyemprot beberapa kali sampe habis, banyak banget ngecretnya sampe meleleh keluar dari mulutku. Kutelan pejunya tanpa merasa jijik. "Aduh Bunga, nikmat banget ya ngen tot sama kamu. Kamu nikmat kan", katanya terengah". "Nikmat Rio, Bunga mau lagi dien tot", jawabku lemes. Setelah nafsunya menurun, kontolnya melemas. "Rio, lemes aja kontolnya udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget", kataqu. "Tapi kamu suka kan", jawabnya. "Suka banget Rio. aqu suka dientot kon tol yang besar panjang seperti punya Rio". Dia memelukku dan mencium pipiku. "Kita istirahat dulu ya Bunga, kalo udah seger kita ngen tot lagi", karena lemes abis dien tot aqupun tertidur dipelukannya.

Gak tau berapa lama aqu tertidur, aqu terbangun karena dia memelukku. Bibirku segera dilumatnya dengan penuh napsu. Aqu meladenin ciumannya dengan penuh napsu juga, napsuku sudah mulai bangkit dicium dengan liar seperti itu. Dia makin erat memelukku, tangan kirinya meremas pinggangku. Kemudian ciumannya beralih ke leherku. "Geli Rio", kataqu sambil menengadahkan kepalaqu sehingga dia makin leluasa menciumi leherku. Tangan kanannya mulai meremas toketku dan memlintir pentilku. Pentilku sudah menegang dengan keras, napsuku makin memuncak. Puas dengan leherku, ia turun lagi ke belahan toketku, ke 2 toketku diremas2nya. Dia menciumi belahan toketku, kemudian ciumannya merembet ke pentilku dan diemutnya dengan gemas, sementara tangannya masih terus meremas2 toketku. "Geli Rio", erangku keenakan. Emutannya makin keras, dan remasannya juga makin kuat. Pentil yang satu diplintir dengan jempol dan telunjuknya. "Rio, geli", rengekku lagi. Tapi dia tidak memperdulikanku, terus saja dengan remasan dan plintiran. Napsuku sudah memuncak,aqu menggeliat2 keenakan, memekku sudah basah dengan sendirinya. Aqu tidak mau kalah. kontolnya kuremas. Sudah ngaceng, keras sekali. "Rio gedenya, pantes kalo sudah masuk memek Bunga jadi sesek banget rasanya", kataqu sambil meremas2 kontolnya. "Rio, terusin yuk", ajakku. "Udah napsu ya Bunga", jawabnya. Aqu dipeluknya sambil menciumi leherku dan telingaqu sampai aqu menggelinjang kegelian, toketku kembali diremas2nya. Jempol dan telunjuknya memlintir2 pentilku yang sudah mengeras karena napsu sambil menciumi leherku lagi. Aqu menjadi menggeliat2 kegelian. Ciumannya kemudian pindah ke bibirku, dilumatnya bibirku dengan penuh napsu. Aqu menyambut ciumannya dengan tak kalah napsunya. Aqu ditindihnya, ciuman kembali keleherku, kontolnya yang keras menggesek2 pahaku. Puas dengan leher, dia kembali menyerang toketku. DIa menciumi belahan toketku dan kemudian mengemut pentilku. Terasa pentilku dikulum2 dan dimainkan dengan lidahnya. "Rio, geli", kataqu melenguh, tapi dia tidak perduli. Dia terus saja mengulum pentilku yang mengeras sambil meremas toketku.

Dia melakukannya bergantian antar toket kiri dan kanan sementara kontolnya terus saja menggesek2 pahaku, tanpa terasa aqu mengangkangkan pahaku. Dia kembali menciumi leherku dan mengarahkan kepala kontolnya ke memekku. Diputar2kannya kepala kontolnya dijembutku yang lebat. Aqu sudah gak tahan, segera kuraih kontolnya sambil mengangkangkan pahaku lebih lebar lagi. "Rio, gedenya, keras banget", kataqu mengarahkan kepala kontolnya ke memekku. Diapun menggetarkan kontolnya sehingga kepalanya mulai menyelinap masuk ke memekku. Kepalanya sudah terbenam didalam memekku. Terasa kontolnya yang besar mulai mengisi memekku pelan2, nikmat banget rasanya. "Terus masukin Rio, enak banget deh", erangku keenakan. Tapi dia menghentikan gerakan kontolnya, hanya digerakkan pelan2, sehingga hanya kepalanya saja yang menancap.
"Rio terusin dong, masukin semuanya Rio biar sesek memek Bunga, ayo dong Rio", protesku. Tapi dia tetep melakukan hal yang sama sambil menciumi ketekku. "Geli, Rio, ayo dong dimasukin semua kontolnya Rio", rengekku terus. Tiba2 dia menghentakkan kontolnya dengan keras sehingga kontolnya meluncur kedalam memekku, amblas semuanya. "Akh, Rio" erangku kaget. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya yang besar dan panjang itu menancap semuanya di memekku. Kemudian mulailah enjotan nikmatnya, mula2 perlahan, makin lama makin cepat kon tolnya keluar masuk memekku. "Enak Bunga", tanyanya sambil terus mengenjot memekku. " Enak banget Rio, kon tol Rio kan besar, panjang dan keras banget. memek Bunga sesek rasanya keisi kon tol Rio. Gesekannya terasa banget di memek Bunga. Mau deh Bunga dien tot tiap malem", jawabku. "Bener nih", katanya dengan penuh semangat mengenjotkan kontolnya keluar masuk.

Kemudian dia merubah posisinya tanpa mencabut kontolnya dari memekku. Kaki diangkat satu keatas dan dia merebahkan dirinya miring. Enjotan kontolnya terus dilakukan, dengan posisi itu rasanya kontolnya masuk lebih dalem lagi dan gesekannya lebih hebat lagi ke memekku. Dia terus mengenjotkan kontolnya, sementara kedua toketku diremas2nya bergantian. Pentilku juga diplintir2 perlahan. Nikmat banget rasanya dien tot seperti itu, "enak Rio, erangku. Enjotannya makin lama makin cepet dan keras. "terus Rio, enak banget", erangku untuk kesekian kalinya. "Rio nikmat gak?" tanyaqu. "Enak banget Bunga, empotan memekmu kerasa sekali, kontolku serasa diremes dan diisep, lebih nikmat dari emutan mulutmu", jawabnya sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. "Terus Rio, lebih keras Rio, Bunga hampir nyampe", erangku lagi. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk, makin cepat. Aqu merintih2 keenakan, akhirnya aqu tidak bisa menahan lebih lama, "Rio, Bunga nyampe, akh", terasa memekku berkedut2 meremas kontolnya yang masih keras sekali itu. Tubuhku mengejang. Dia menghentikan enjotannya dan menurunkan kakiku. Aqu terbaring mengangkang dengan kon tolnya yang masih menancap di memekku, dia kembali ke posisi semula: menelungkup diatasku. "Rio, lemes banget deh", lenguhku. "Tapi enak kan", jawabnya. "Enak banget Rio, terusin aja Rio, kan Rio belum ngecret", jawabku terengah2. "Rio, hebat banget deh ngentotnya, belum pernah aqu dientot dengan gaya seperti tadi, enak banget Rio", kataqu lagi.
Dia kembali mendekapku dan kontolnya mulai dienjotkan lagi keluar masuk memekku, perlahan. Aqu mulai mengedut2kan otot memekku meremas kontolnya yang sedang bergerak keluar masuk memekku. Dia melumat bibirku, satu tangannya meremas2 toketku sedang tangan satunya lagi menyangga badannya. Pentilku juga diplintir2nya, napsuku mulai bangkit lagi. "Enak Rio, terus yang kenceng ngenjotnya Rio", erangku. Sambil terus melumat bibirku, enjotan kontolnya dipercepat. Dia menyelipkan kedua tangannya kepunggungku. Aqu pun memeluk dan mengusap2 punggungnya yang basah karena keringat. kontolnya makin cepat dienjotkan. Setiap kali masuk kontolnya dienjotkan dengan keras sehingga nancep dalem sekali di memekku, makin lama makin cepet. "Bunga, memekmu enak banget, empotan memekmu kenceng banget Bunga", erangnya. "Rio, terus Rio, hebat banget deh Rio ini, Bunga sudah mau nyampe lagi, yang cepet Rio", akhirnya kembali aqu mengejang sambil melenguh "Rio, Bunga nyampe, Rio..." Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya diapun mengejang sambil menancapkan kontolnya sedalam2nya di memekku, "Bunga, aku ngecret", bersamaan dengan itu terasa spermanya nyemprot dengan dahsyatnya dalam memekku. Nikmat banget rasanya walaupun sekarang lebih lemes ketimbang tadi. Beberapa saat kami terdiam, saling berpelukan menikmati permainan yang baru usai. Dia menciumi leherku, dan aqu mengusap2 punggungnya. Nikmat banget ngen tot dengan dia. Kemudian dia mencabut kontolnya yang sudah mengecil dari memekku, kontolnya berlumuran peju dan cairan memekku. "Bunga, tidur yuk", katanya sambil berbaring disebelahku, tak lama kemudian terdengar dengkurnya. Aqupun terlelap lagi. Lemes, cape tapi nikmat banget, aqu udah nyampe 3 kali dalam 2 permainan. Padahal aqu pengennya dien tot 4 kali, gak tau deh kesampaian atau tidak.

Semaleman kita berdua tertidur, aqu terbangun ketika hari sudah mulai remang2 terang. Aqu segera ke kamar mandi. Mandi dan membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi aqu masih bertelanjang bulat sambil mengeringkan badanku dengan handuk. Aqu masuk ke kamar, lampu kamar sudah menyala tapi dia tidak kelihatan. Tiba2 dari belakang dia memelukku, rupanya ketika tau aqu amasuk dia bersembunyi dibelakang pintu. "Ngapain mandi Bunga, kan masih mau satu ronde lagi", dia mencium leherku sambil meremas2 kedua toketku dengan napsu. kontolnya yang sudah mengeras digeser2kannya ke pantatku. Aqu menggelinjang kegelian, dia terus saja menciumi leherku. Kemudian ciumannya bergeser kebawah, kepunggungku sampai akhirnya ke bongkahan pantatku. Aqu hanya mendesah2 ketika dia menyapu bongkahan pantatku dengan lidahnya. Pahaku direnggangkannya dan terasa lidahnya menyapu memekku dari belakang. "Rio, nikmat banget", kataqu sambil menunggingkan pantatku kebelakang. "Jilat terus Rio, jilatin semuanya", kataqu terengah. Dia membuka belahan pantatku dan menyapu lobang pantatku sampe ke memekku. Dia menjilati memekku yang sudah basah kuyup saking napsunya. Nikmat banget digeluti pagi2 seperti ini. Aqu sempat menjerit kecil ketika dia mencolok memekku dengan lidahnya. Gak cuma kontolnya yang nikmat, lidahnya juga bisa bikin aqu keenakan. Kemudian dia berdiri lagi, ciumannya kembali bergeser keatas, kepunggungku. Kedua tangannya meremas2 toketku dari belakang, beberapa kali aqu tersentak nikmat ketika ke2 pentilku diplintir2 dengan jarinya. Tanganku menjalar kebelakang, meremas kontolnya yang sudah keras sekali dan mengurutnya dari atas kebawah. Aqu dibalikkannya sehingga berhadapan dengan dia, toketku mulai dijilatinya dan pentilnya diisap2nya bergantian. Napsuku makin memuncak ketika dia menyodok2 memekku dengan telunjuknya. Aqu berdiri mengangkang, "enak Rio", erangku.
Permainan dihentikannya, dia duduk diranjang dengan kaki agak mengangkang, aqu segera berlutut diantara kedua kakinya. kontolnya berdiri tegak dan keras sekali sehingga tampak urat2nya menonjol. Segera aqu mencekal kontolnya dan dengan ganas aqu ciumin kon tol itu. Terdengar dia sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Aqupun segera beraksi. Kujilati kontolnya itu dari pangkal sampai kekepala. Lalu kuisap, kukulum dalam mulut sementara tangan kiriku mengelus-elus biji pelirnya terasa beberapa kali tubuhnya tersentak karena nikmat. Lalu kujilati biji pelirnya. Terdengar, "Aaahhkk", dia mengerang kenikmatan, mendengar itu aqu tambah gairah. Terus ku jilati biji pelirnya. Sementara tangan kananku mengurut-urut kontolnya... Semakin lama aqu semakin lost control. Dengan kedua tanganku ku angkat kedua pahanya sehingga kedua lututnya hampir menyentuh dadanya. Dengan posisi demikian aqu leluasa menjilati kontolnya. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya. Lalu aqu menjilat semakin kebawah.. Kebawah.. Dan akhirnya ujung lidahku menyentuh pantatnya yang berbulu itu. Segera lidah ku menari-nari dipantatnya. Terasa sekali tubuhnya beberapa kali bergetar. "Aakkkh..Oougghh", erangnya. Mendengar itu aqu tambah bernapsu. Kucolok-colok lobang pantatnya dengan ujung lidahku. Semakin dalam kujulurkan lidahku ke dalam lobang pantatnya. Semakin bergetar tubuhnya, terasa beberapa kali kontolnya yang ku kocok berdenyut-denyut. Rupanya dia sudah tidak tahan.Lalu aqu disuruh menungging diatas ranjang. Rupanya dia menginginkan doggy style. Sebelum mencobloskan kontolnya, dia sekali lagi memperhatikan bentuk memekku dari belakang, aqu pun menanti penuh harap. Dan akhirnya terasa kontolnya menempel dibibir memekku dan masuk perlahan-lahan ke dalam memekku, terasa seret tapi nikmat. "Oohh.. Nggk... Ahhh", desisku ketika seluruh kontolnya amblas. Lalu ia mulai melakukan gerakan erotisnya. Nikmat sekali. Dan aqu cepat sekali nyampe dalam posisi demikian, sepertinya dijilati dan menjilati merangsang napsuku sedemikian rupa sehingga baru dienjot sebentar saja aqu sudah nyampe. Rupanya dia belum mau nyampe. Lalu ia menyuruh aqu berbaring miring. Sementara dia berada dibelakang punggungku. Aqu segera menekuk kedua lututku. Dan membiarkan dia mencobloskan kontolnya ke dalam memekku. Nikmat sekali, dia mahir dengan macem2 gaya yang nikmat rupanya. Dalam posisi demikian tangan kanannya leluasa meremas-remas toket ku dari belakang. Hentakan kontolnya makin lama makin keras dan cepat. Aqu tahu kalau dia hampir ngecret. "Bunga, aqu mau ngecret dimulutmu lagi", katanya. "Kenapa Rio, kan lebih enak ngecret di memek Bunga", jawabku. Dia menghentikan gerakannya. Lalu aqu mencabut kontolnya dari memekku. Dan dengan gesit aqupun berlutut disampingnya.

Dia tersenyum. Aqu segera menjilati kon tolnya yang berlendir itu. Lalu kuisap-isap kon tol yang keras dan berurat itu. "Ooh.. Nggkk.. Aakk", erangnya keenakan. Aqu semakin mempercepat gerakan kepala ku naik turun, beberapa kali dia mengerang sembari mengeliat, tapi belum ngecret juga. Lalu aqu membasahi telunjuk tangan kiriku dengan ludahku, setelah itu kucucukan telunjuk jari ku itu ke dalam pantatnya. Tammas tubuhnya sedikit tersentak ketika aqu menekan jariku lebih dalam lagi kelobang pantatnya. Rupanya dia merasakan nikmat luar biasa dengan isapanku pada kontolnya dan sodokan jari ku di pantatnya. Hingga, "Aaahh... Aaakkhh", dia mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya spermanya dalam mulutku. Crott.. Croooooootttt.... Crooottttttttt, banyak sekali sehingga kembali meleleh keluar dari mulutku. spermanya ku telan. Lalu aqu mengeluarkan kontolnya dari dalam mulutku. Tampak sedikit sisa-sisa spermanya masih keluar. Dan aqu segera menyapunya dengan lidahku. "Hebat... Hebat sekali kamu Bunga." pujinya, aqu hanya tersenyum saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar